Medan | BMN -
Gubernur Sum.Utara Edy Rahmayadi yang notabene Ketua PSSI, memiliki
tekad setegar "karang" dilautan. Tak kan pernah getar dengan
suara-suara agar dirinya mengundurkan diri sebagai Ketua PSSI. Apa lagi
mundur meninggalkan tanggunggungjawabnya . Dirinya akan mundur
secara terhormat bila telah habis masa tugas sebagai Ketua PSSI pada
tahun 2020.
Lelaki yang pernah di "godok dalam kawah
candradimuka" TNI-AD, dengan suara tegas ,lugas, dihadapan puluhan
wartawan dalam acara silaturahim Rabu (05-12-2018) di aula "Raja Inal
Siregar" , dihunjuknya dirinya sebagai Ketua PSSI sesuai prosedur.
Ada rasa tanggungjawab ekstra besar dalam dirinya untuk memajukan persepakbolaan di negeri Indonesia dicintainya.
Bagi
gubernur disapa Edy , jangankan untuk mengundurkan diri, terlintas
saja dalam pikiran pun tak ada. Persepakbolaan identik dengan marwah
dan martabat bangsa Indonesia. Olahraga sepak bola merupakan
industri sudah mendunia. Untuk mencapai itu harus dikelola secara
konprenhensif.
Sekaitan itu lah Edy akan menyelesaikan
tugasnya sebagai Ketua PSSI. Sebagai Ketua dirinya telah mempersiapkan
BUKU PETUNJUK bagi penggantinya. Diharapkan PSSI akan membawa
persepakbolaan negeri ini mampu duduk dan tegak sejajar dengan
persepakbolaan dunia.
Edy bilang, saat diterimanya
tugas Ketua PSSI, persepakbolaan di negeri ini boleh diumpamakan
"suram" dari berbagai lini. Dibanding dengan negara luar jauh
tertinggal. Kesuraman tersebut disampaikannya kepada Presiden
Jokowi sejumlah menteri. Apa solusinya.Itulah harus,wajib
dilakukannya selaku "orang nomorsatu PSSI".
Dikesempatan
temu insan Pers siang itu, Edy membeberkan kondisi persepakbolaan
berbagai negara begitu klop antara lain pemain, pelatih, wasit,
lapangan, stadion. Pokoknya membuat persepakbolaan Indonesia
"terpinggirkan".
Bicara Stadion, Stadion Teladan yang kita bangga bangga, ujarnya, tak layak masuk FIFA.
(Stadion Teladan diresmikan Proklamator/Presiden Soekarno tahun l953, didampingi Ibu Negara Fatmawati.Red.)
Berdasarkan
data tahun 2016, untuk jumlah pemain, Indonesia sangat minim. Seperti
Belanda memiliki 1.200.000 pemain dari 16.700.000 jiwa penduduk. Spanyol
memiliki 4.100.000 dari 46.800.000 jiwa. Jerman memiliki 6.300.000
pemain dari 80.700.000 jiwa penduduk. Thailand 1.300.000 pemain dari
64.600.000 jiwa penduduk. Singapura memiliki 190.000 dari 4.500.000
jiwa. Sementara Indonesia hanya memiliki pemain sebanyak 67.000 dari
250.000.000 jiwa. Spanyol memiliki 22.000 pelatih, Jerman 28.668
pelatih, Thailand memiliki 1.100 pelatih, Malaysia memiliki 1.810
pelatih, Singapura memiliki 170 pelatih dan Indonesia memiliki 197
pelatih.
Sementara untuk kepemilikan wasit juga
Indonesia dikatakannya masih minim. Spanyol memiliki 47 wasit, Jerman
43, Belanda 41, Thailand 19, Malaysia 26, Singapura 15, Vietnam 19 dan
Indonesia hanya memiliki 5 orang wasit. “Itu pun saat ini yang aktif
tinggal 2 wasit,” ungkapnya.
Begitu juga untuk kondisi
sarana dan prasarana seperti kepemilikan stadion, Edy mengungkapkan
jumlah sarana yang dimiliki Indonesia juga sangat minim. Menurutnya,
Spanyol memiliki 109 stadion berstandar FIFA, Belanda 45 stadion standar
FIFA dan 1.450 lapangan artifisial. Jerman 42 stadion standar FIFA dan
1.080 lapangan artifisial, Singapura memiliki 21 stadion standar FIFA
dan Indonesia hanya memiliki 2 stadion standar FIFA dan 23 lapangan yang
layak pakai. “Stadion Teladan yang kita bangga-banggakan itu, tidak
masuk dalam lapangan yang layak pakai itu, imbuh Edy.
Dalam
konteks kapasitas Ketua PSSI, Edy mengajak para wartawan
memberikan dukungan konstruktif agar dalam masa kepemimpinannya di
PSSI membuahkan hasil mendongkrak persepakbolaan di Indonesia.
Kendati, tak mengenyamping masukan masukan konstruktif demi
kemajuan PSSI- persepakbolaan.
Sekjen yang cewek
berpostur mungil, rambut ikat ekor kuda, dibalut kemeja warna abu-abu
dipadu celana panjang warga gelap, dengan gaya supel/cerdas
menjelaskan dimasa Ketua PSSI Edy Rahmayadi, Tim putri U-16 debut di
AFC sejak pertama kali PSSI berdiri, tim putri senior lolos putaran 1
olimpiade, futsal putra memperoleh peringkat 3 AFF Championship, Futsal
Putri 8 besar Asia, tim putra putri U-16 berada di peringkat 8 besar
Asia, Putra U-23 memperoleh 16 besar di Asian Games, tim sepakbola
pantai yang telah diaktifkan kembali sejak 2010,tukasnya.
Menjawab
pertanyaan "Suara Nasional", Gubsu/Ketua PSSI, tidaklah mudah untuk
"menggaet" pihak swasta untuk menanamkan investasinya dalam dunia
persepakbolaan di daerah ini. Pembinaan olahraga sepak bola memakan
waktu sangat panjang, dana cukup besar (mulai dari bibit sampai
menolorkan pemain).
Sekedar diketahui era Gubsu
Raja Inal Siregar,Kadis Porasu Arjoni Munir, telah mengadakan kontak
kepada sejumlah swasta dan BUMN mendirikan bangunan mendidik
bibit-bibit sepakbola. Tak kesampaian.
Begitu pun
Edy, tak mengenyamping Sumut yang dipimpinya memang memiliki potensi
bibit sepakbola. " Anjasmara-Anjasmara (PSMS) kelak akan mewarnai
sepakbola "ayam kinantan" kelak,Pungkasnya.
Dalam
kesempatan itu turut hadir Kadispora Sumut Baharuddin Siagian, Kepala
Biro Humas dan Keprotokolan Setdaprovsu Ilyas Sitorus, Ketua PWI Sumut
Hermansyah, Ketua KONI Sumut Jhon Ismadi Lubis. Serta sejumlah pimpinan
media dan wartawan. (torong/bundo)
Poto:Gubernur
Sumatera Utara (Gubsu) Edy Rahmayadi ,Sekjen PSSI Ratu acara
silaturahmi dengan Insan Pers yang diselenggarakan di Ruang Raja Inal
Siregar, Lantai 2 Kantor Gubsu, Rabu (05-12-2018).(torong)
Posting Komentar